Pages

Senin, 19 Mei 2014

Laporan Pertandingan: Real Madrid 3-1 Espanyol

Ronaldo sempat masuk starting XI, namun cedera ketika melakukan pemanasan.

Real Madrid's Gareth Bale
Getty

GOALOLEH    HAPPY SUSANTO     Ikuti di twitter


Pertandingan babak pertama antara Real Madrid dan Espanyol di Santiago Bernabeu, Sabtu (17/5) malam berakhi imbang 0-0.

Jelang pertandingan akan dimulai, nama Cristiano Ronaldo muncul di starting XI. Namun, pemain asal Portugal itu mengalami cedera ketika melakukan pemanasan. Isco, yang sebelumnya masuk skuat cadangan, akhirnya menggantikan posisi tersebut. Nama Isco kemudian diisi oleh Alonso.

Babak Pertama

Ketika pertandingan memasuki menit kesembilan, Karim Benzema mengirim umpan terobosan kepada Bale di depan kotak penalti, namun karena melaju dengan deras, bola gagal dimaksimalkan sang winger.

Empat menit berselang, Real Madrid nyaris memiliki peluang sangat bagus untuk mencetak gol ketika Marcelo mengirim umpan crossing dari sisi kiri lapangan, namun Benzema gagal memaksimalkan dengan sundulan kepalanya karena menyamping tipis ke sisi gawang. Tidak lebih dari dua menit kemudian, Marcelo kembali mengancam dari situasi yang sama, namun kali ini ia langsung mengarahkan bola gawang dan bisa ditangkap oleh kiper Espanyol casilla.

Pada menit ke-17, Bale melakukan peruntungan dengan melepaskan tendangan keras kaki kiri dari sisi kanan lapangan, namun masih melambung di atas mistar gawang.

Tiga menit berselang, tuan rumah kembali mengancam. Angel Di Maria mengirim umpan crossing dari sisi kanan, namun bisa dihalau pemain lawan, dan bola berada dalam penguasaan Bale di sisi kiri. Pemain asal Wales itu kemudian memberi bola kepada Marcelo yang berusaha masuk ke dalam kotak penalti Espanyol. Ia melakukan crossing, namun bisa diblok Casilla.

Semenit kemudian, dalam sebuah situasi kemelut, Sergio Ramos memiliki peluang dari situasi jarak dekat, namun posisi sulit. Tendangan kerasnya masih bisa diblok dengan tangan casilla.

Pada menit ke-27, Ramos memiliki peluang cukup bagus. Mendapat bola di depan kotak penalti, dengan sekali melakukan gerakan membalikkan badan, sang bek melepaskan tendangan keras, namun sangat tipis di sisi kiri gawang Casilla.

Dua menit berselang, Benzema mengancam pertahanan tim tamu. Bergerak di sisi kanan kotak penalti lawan, meski di kawal tiga pemain, pemain asal Prancis itu kemudian melepaskan sepakan di tengah, namun bola masih mengenai Casilla dan bola keluar lapangan.

Serangan El Real masih belum berhenti. Pada menit ke-32, Marcelo mengirim crossing dari sisi kiri, namun bola bisa disundul Fuente dan keluar lapangan. Satu menit kemudian, Di Maria mengirim crossing ke arah gawang, namun bisa dihalau Casilla.

Enam menit jelang pertandingan babak pertama akan berakhir, Simao Sabrosa memiliki peluang bagus untuk Espanyol. Menerima umpan dari rekannya di sisi kanan, ia kemudian melakukan sepakan, namun hanya menyamping ke sisi kiri gawang Iker Casillas.

Sesaat jelang pertandingan akan memasuki masa jeda, Bale memiliki peluang lewat tendangan bebas, namun bola hanya mengarah ke sisi kanan gawang Casilla. Pertandingan babak pertama dalam kedudukan sama imbang tanpa gol.

Susunan Pemain:

Real Madrid Starting XI: Casillas; Carvajal, Varane, Ramos, Marcelo; Khedira, Illarra, Isco, Bale, Di María; Benzema.

Real Madrid subs: Jesús, Casemiro, Nacho, Arbeloa, Modric, Morata, Alonso.

Espanyol Starting XI: Casilla, Víctor S, Stuani, Sergio G., David López, H. Moreno, Javi López, Fuentes, Colotto, Simao, Abraham.

Espanyol subs: Germán, Raúl, Sidnei, Pizzi, Álex, Córdoba, Torje.

sumber : http://www.goal.com/id-ID/match/116324/real-madrid-vs-rcd-espanyol/report?ICID=OP

Minggu, 18 Mei 2014

Real Madrid 3-1 Espanyol Ronaldo sempat masuk starting XI, namun cedera ketika melakukan pemanasan.


 Sergio Ramos Christian Stuani Real Madrid Espanyol La Liga 05172014
Pertandingan babak pertama antara Real Madrid dan Espanyol di Santiago Bernabeu, Sabtu (17/5) malam berakhi imbang 0-0.

Jelang pertandingan akan dimulai, nama Cristiano Ronaldo muncul di starting XI. Namun, pemain asal Portugal itu mengalami cedera ketika melakukan pemanasan. Isco, yang sebelumnya masuk skuat cadangan, akhirnya menggantikan posisi tersebut. Nama Isco kemudian diisi oleh Alonso.

Babak Pertama

Ketika pertandingan memasuki menit kesembilan, Karim Benzema mengirim umpan terobosan kepada Bale di depan kotak penalti, namun karena melaju dengan deras, bola gagal dimaksimalkan sang winger.

Empat menit berselang, Real Madrid nyaris memiliki peluang sangat bagus untuk mencetak gol ketika Marcelo mengirim umpan crossing dari sisi kiri lapangan, namun Benzema gagal memaksimalkan dengan sundulan kepalanya karena menyamping tipis ke sisi gawang. Tidak lebih dari dua menit kemudian, Marcelo kembali mengancam dari situasi yang sama, namun kali ini ia langsung mengarahkan bola gawang dan bisa ditangkap oleh kiper Espanyol casilla.

Pada menit ke-17, Bale melakukan peruntungan dengan melepaskan tendangan keras kaki kiri dari sisi kanan lapangan, namun masih melambung di atas mistar gawang.

Tiga menit berselang, tuan rumah kembali mengancam. Angel Di Maria mengirim umpan crossing dari sisi kanan, namun bisa dihalau pemain lawan, dan bola berada dalam penguasaan Bale di sisi kiri. Pemain asal Wales itu kemudian memberi bola kepada Marcelo yang berusaha masuk ke dalam kotak penalti Espanyol. Ia melakukan crossing, namun bisa diblok Casilla.

Semenit kemudian, dalam sebuah situasi kemelut, Sergio Ramos memiliki peluang dari situasi jarak dekat, namun posisi sulit. Tendangan kerasnya masih bisa diblok dengan tangan casilla.

Pada menit ke-27, Ramos memiliki peluang cukup bagus. Mendapat bola di depan kotak penalti, dengan sekali melakukan gerakan membalikkan badan, sang bek melepaskan tendangan keras, namun sangat tipis di sisi kiri gawang Casilla.

Dua menit berselang, Benzema mengancam pertahanan tim tamu. Bergerak di sisi kanan kotak penalti lawan, meski di kawal tiga pemain, pemain asal Prancis itu kemudian melepaskan sepakan di tengah, namun bola masih mengenai Casilla dan bola keluar lapangan.

Serangan El Real masih belum berhenti. Pada menit ke-32, Marcelo mengirim crossing dari sisi kiri, namun bola bisa disundul Fuente dan keluar lapangan. Satu menit kemudian, Di Maria mengirim crossing ke arah gawang, namun bisa dihalau Casilla.

Enam menit jelang pertandingan babak pertama akan berakhir, Simao Sabrosa memiliki peluang bagus untuk Espanyol. Menerima umpan dari rekannya di sisi kanan, ia kemudian melakukan sepakan, namun hanya menyamping ke sisi kiri gawang Iker Casillas.

Sesaat jelang pertandingan akan memasuki masa jeda, Bale memiliki peluang lewat tendangan bebas, namun bola hanya mengarah ke sisi kanan gawang Casilla. Pertandingan babak pertama dalam kedudukan sama imbang tanpa gol.

Susunan Pemain:

Real Madrid Starting XI: Casillas; Carvajal, Varane, Ramos, Marcelo; Khedira, Illarra, Isco, Bale, Di María; Benzema.

Real Madrid subs: Jesús, Casemiro, Nacho, Arbeloa, Modric, Morata, Alonso.

Espanyol Starting XI: Casilla, Víctor S, Stuani, Sergio G., David López, H. Moreno, Javi López, Fuentes, Colotto, Simao, Abraham.

Espanyol subs: Germán, Raúl, Sidnei, Pizzi, Álex, Córdoba, Torje.

sumber :  http://www.goal.com/id-ID/match/116324/real-madrid-vs-rcd-espanyol/report?ICID=OP

Laporan Pertandingan: Barcelona 1-1 Atletico Madrid


Tertinggal satu gol lebih dulu, Atletico menunjukkan perlawanan sengit, menyamakan kedudukan, dan keluar sebagai juara La Liga.

Alexis Sanchez Adriano Correia Gerard Pique Tiago Barcelona Atletico Madrid La Liga 05172014
Romantisisme ada dalam sepakbola! Perjalanan panjang nan keras Atletico Madrid akhirnya berbuah manis pula, secara khusus di La Liga.
Barcelona boleh mencetak gol pembuka spektakuler lewat Alexis Sanchez, namun satu gol dari Diego Godin sukses mengunci gelar juara La Liga. Atletico pun merayakan gelar Liga pertama sejak musim 1995/96 di Camp Nou, Minggu (18/5) dini hari WIB.
Babak pertama
Pertandingan berkelas langsung disajikan di duel perebutan gelar juara La Liga. Tempo cepat dan transaksi serangan jadi menu utama. Miranda sempat mengancam lewat tandukannya, walau masih melebar. Sementara itu, Adriano melepas tembakan spekulatif yang mengarah tepat ke dada Courtois.
Masuk ke menit 14, para suporter Atletico dipaksa menyaksikan momen yang tak ingin mereka saksikan. Diego Costa terpaksa keluar dari lapangan karena cedera, digantikan oleh Adrian. Sang penyerang pun menangis di bangku cadangan setelah ditarik keluar. Pukulan besar bagi Atletico, terutama menjelang final Liga Champions.
Tujuh menit kemudian, mimpi buruk Diego Simeone sepertinya makin kelam. Arda Turan juga mengalami cedera dan harus menepi, sembari menunjukkan wajah kesakitannya. Raul Garcia pun masuk menggantikan winger flamboyan itu.
Alexis Sanchez menggenapi mimpi buruk Atletico di menit 32. Kontrol dada Lionel Messi disambut dengan sepakan keras dari sudut sempit. Courtois tak bisa berbuat banyak, Barcelona unggul 1-0.
Tensi pertandingan meningkat. Atletico meningkatkan daya gedornya dan peluang mulai lahir walau belum ada yang bisa dikatakan efektif. Keunggulan satu gol Barcelona bertahan hingga jeda.

Selebrasi Godin | Gol tunggal dari Diego Godin sukses mengunci gelar juara Atletico.
Babak kedua
Atletico langsung menggertak di menit pertama babak kedua. David Villa melepas sepakan keras, sayangnya masih membentur mistar. Kotak penalti Barcelona pun terus dibombardir di tiga menit setelahnya, menghasilkan satu sepak pojok yang krusial.
Ya, sepak pojok ini jadi krusial karena Atletico sukses mencetak gol penyama kedudukan. Bermula dari sepak pojok Koke, Diego Godin melompat tinggi dan menanduk bola ke jala tuan rumah. Tak heran, statistik menunjukkan betapa tangguhnya Atletico di sepak pojok, lima dari sepuluh gol mereka lahir dari pojok, sementara Barcelona lemah di sektor ini.
Barcelona pun coba mengembalikan keunggulan mereka dan melahirkan satu gol lewat Messi. Sayang, gol dianulir karena La Pulga berada dalam posisi off-side. Pertandingan pun berlanjut sembari Atletico jadi pemimpin klasemen sementara.
Barcelona terus menyerang, namun Godin dkk tampil begitu kokoh di belakang. Ancaman demi ancaman yang diberikan Neymar dan Messi pun tak kunjung berbuah. Sebagai puncaknya, Atletico keluar sebagai juara La Liga setelah mengamankan satu poin di Camp Nou.
SUSUNAN PEMAIN
Barcelona: Pinto; Alves Pique Mascherano Adriano; Cesc Busquets Iniesta; Alexis Messi Pedro

Atletico Madrid: Courtois, Juanfran, Miranda, Godín, Filipe Luis, Tiago, Gabi, Koke, Arda Turan, Villa, Diego Costa.

sumber : http://www.goal.com/id-ID/match/116312/barcelona-vs-atl%C3%A9tico-madrid/report?ICID=OP






TV Kita

Sabtu, 17 Mei 2014

Laporan Pertandingan: Indonesia U-23 1-1 Republik Dominika

Timnas U-23 berhasil mengimbangi Republik Dominika, setelah Alfin mencetak gol lewat tendangan penalti di babak kedua.

Alfin Tuasalamony - Indonesia U-23
Antara

GOALOLEH    MUHAMAD RAIS ADNAN     Ikuti di twitter
Timnas Indonesia U-23 mendapatkan lawan yang cukup tangguh Republik Dominika pada laga uji coba internasional di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (15/5) malam. Pertandingan sendiri berjalan cukup berimbang.
Timnas U-23 sempat tertinggal lebih dulu di babak pertama setelah Kerbi Rafael Rodriguez Pichardo mencetak gol pada menit ke-24. Tim Garuda Muda baru bisa menyamakan kedudukan pada menit ke-84 melalui tendangan penalti Alfin Ismail Tuasalamony.
Babak pertama
Jalannya pertandingan sendiri berlangsung dalam tempo sedang di menit-menit awal pertandingan. Kedua tim lebih sering berjibaku di lini tengah. Beberapa kali serangan yang dilancarkan tim tamu berhasil dipatahkan barisan pertahanan tim Garuda Muda.
Timnas U-23 mendapatkan peluang emas pada menit ke-15. Sayang, bola hasil umpan silang mendatar Bayu Gatra yang mengalir di depan gawang Republik Dominika, gagal dijangkau Ramdani Lestaluhu.
Republik Dominika akhirnya bisa memecah kebuntuan pada menit ke-24. Adalah Kerbi Rafael Rodriguez Pichardo yang berhasil memanfaatkan kelengahan lini belakang timnas U-23. Skor 1-0.
Tertinggal, Dedi Kusnandar dan kawan-kawan mencoba terus memberikan tekanan. Skuat yang dilatih Aji Santoso itu beberapa kali mendapatkan peluang. Bayu Gatra kembali memberikan ancaman lewat tendangan kerasnya dari luar kotak penalti pada menit ke-30. Sayang, bola hasil tendangannya masih melambung di atas mistar gawang.
Begitu pula tendangan bebas Dedi yang masih bisa ditepis kiper Welinton Agramonte. Republik Dominika juga beberapa kali mendapatkan peluang untuk mencetak gol. Namun masih belum menemui sasaran. Skor 1-0 bertahan hingga babak pertama usai.
Babak kedua Memasuki babak kedua timnas U-23 yang sudah tertinggal satu gol mencoba mengambil inisiatif serangan lebih dulu. Tim tamu juga tak mau kalah dengan terus menekan pertahanan timnas U-23.
Pada menit ke-51 Republik Dominika mendapatkan peluang emas, namun sayang Eduard Marcel Nunez Mejia gagal mengonversikannya menjadi gol. Begitu pula dengan Jonathan Rafael, tendangannya dari dalam kotak penalti masih bisa dimentahkan kiper timnas U-23, Andritany Ardhiyasa.
Timnas U-23 akhirnya bisa menyamakan kedudukan menjadi 1-1 pada menit ke-84,lewat tendangan penalti Alfin Ismail Tuasalamony.
Setelah itu, tim yang dipersiapkan untuk Asian Games 2014 ini kembali mendapatkan peluang emas untuk mencetak gol tiga menit kemudian. Sayang, tendangan Aldaier Makatindu hanya membentur mistar gawang. Skor 1-1 bertahan hingga laga usai.


Susunan pemain kedua tim:


Indonesia U-23
Pelatih: Aji Santoso
12 Andritany; 2 M Zaenuri, 3 Dani Saputra, 16 Syaiful Indra Cahya; 7 Rizki Ramdani Lestaluhu, 8 Fandi Eko Utomo, 11 Dedi Kusnandar, 13 Manahati Lestusen, 14 Rasyid Bakri, 23 Bayu Gatra; Aldaier Makatindu


Republik Dominika
Pelatih: Clemente Domingo Hernandez
12 Welinton Agramonte De Los Santos, 2 Cesar Antonio Ledesma Turbi, 3 Cesar Manuel Garcia Peralta, Eduard Marcel Nunez Mejia, 7 Kerbi Rafael Rodriguez Pichardo, 9 Jonathan Rafael, 10 Samuel Lustenberger, 11 Domingo Antonio Peralta, 18 Hansley Alexander Martinez, 20 Edward Arturo, 21 Heinz Barmettler Velo

sumber : http://www.goal.com/id-ID/match/135328/indonesia-vs-dominican-republic/report

Kamis, 15 Mei 2014

SEJARAH "Derby della Madonnina"

RIVALITAS PENUH KELAS itulah cerita lain dari perseteruan antara kakak dan adik nakal ini yang terlahir di kota mode Italia ( Re;Milano ). 




Sejarah Awal Derby Milan

Derby della Madonnina mengambil nama dari patung ikonik Bunda Maria yang terletak di atas Duomo di Milano atau Katedral Milan yang biasa disebut oleh warga Milano sebagai ‘Madonnina’. 

Derby Milan pertama kali terjadi pada tahun 1908 dalam ajang Coppa Chiassoyang dimenangkan Milan 2-1. Kedua klub awalnya bersatu di bawah nama ‘Milan Cricket and Football Club’ yang dipelopori dan dibentuk oleh dua ekspatriat Inggris, Herbert Kilpin dan Alfred Edwards pada 16 Desember 1899. Milan meraih scudetto pertamanya pada tahun 1901 lalu tahun 1906 dan 1907 sebelum muncul perseteruan yang tidak menemui kata sepakat dalam hal kebijakan merekrut para pemain asing sehingga berujung pada perpecahan klub. Grup pemuda asli Italia dan imigran Swiss yang dipimpin oleh Giorgio Muggiani, Pietro Dell'Oro dan Hintermann bersaudara (Enrico, Arturo dan Carlo) lalu membentuk ‘Football Club Internazionale’ pada 9 Maret 1908. Inter sukses meraih scudetto pertamanya tahun 1910 di bawah kepemimpinan kapten dan pelatih Virgilio Fossati lalu menambah koleksi lima scudetto (1910, 1920, 1930, 1938, 1940).

Sementara di lain pihak, Milan baru dapat kembali meraih gelar scudetto pada musim 1950-51 saat era Il Grande Milan yang dimotori Cesare Maldini, Lorenzo Buffon dan Carlo Annovazzi serta trio ikonik Gre-No-Li asal Swedia. Gunnar Nordahl datang ke San Siro pada awal musim 1948-49 diikuti Gunnar Gren dan Nils Liedholm pada musim berikutnya dan mereka berperan besar dalam menyumbangkan empat scudetto untuk Milan.


Kejayaan Dua Rival Pada Era 1960

Era 1960 menjadi milik duo kota Milano saat keduanya merajai Serie A dan juga level internasional. Dimana allenatore kedua tim, Helenio Herrera (Inter) dan Nereo Rocco (Milan), dua sosok pengembang taktik legendaris catenaccio yang diciptakan pelatih asal Austria, Karl Rappan, menjelma menjadi dua tim raksasa yang mendominasi kompetisi Serie A dan juga level internasional.

Rocco bersama I Rossoneri dengan pemain andalan seperti Gianni Rivera, Jose Altafini dan Kurt Hamrin meraih dua scudetto (1962, 1968) dan satu Coppa Italia (1967), dua titel European Cup (1963, 1969), satu Winners' Cup (1968) dan satu Piala Interkontinental (1969).

Sementara itu, Herrera bersama I Nerazzurri mengemas tiga scudetto (1963, 1965, 1966), dua trofi European Cup (1964, 1965) dan dua Piala Interkontinental (1964,1965). Inter saat itu dimotori oleh Luis Suarez, Sandro Mazzola, Jair da Costa dan kuartet empat bek nya yang terkenal dengan sebutan 'Il Mago' : Giacinto Facchetti, capitano legendaris Inter, Tarcisio Burgnich, Aristide Guarneri dan Armando Picchi.

Rivalitas Inter - Milan juga menjalar ke Timnas Italia. Mazzola dan Rivera menjadi dua ikon masing-masing klub yang bersaing dalam memperebutkan posisi trequartista di skuad inti Gli Azzurri. Namun, Ferruccio Valcareggi lebih memilih Mazzola sebagai starter Timnas Italia saat meraih trofi EURO 1968 dan saat dikalahkan 1-4 oleh Brasil di final Piala Dunia 1970.

Kejayaan Juventus, Pasang-Surut Milan Dan Meredupnya Sinar Rival Sekota

Ajang Serie A pada periode 1980 menjadi milik Juventus di bawah kepemimpinan allenatore Giovanni Trapattoni yang diperkuat pemain-pemain seperti Michel Platini, Zbigniew Boniek, Gaetano Scirea dan Marco Tardelli dengan meraih lima scudetto (1981, 1982, 1984, 1986) dan trofi European Cup (1985) serta Winners’ Cup (1984).

Skandal kasus pengaturan skor pertandingan yang dikenal dengan sebutan ‘Totonero’ pada tahun 1980 memaksa kubu Milan terdegradasi ke Serie B bersama Lazio. Kasus ini juga menyeret sejumlah klub Serie A saat itu seperti Perugia, Bologna, Avellino, Taranto dan Palermo yang mendapat hukuman pengurangan poin. I Rossoneri mulai bangkit saat Silvio Berlusconi mengakuisisi klub pada 20 Februari 1986 lalu memunculkan sosok Arrigo Sacchi sebagai allenatore muda berbakat dan trio asal Belanda: Marco van Basten,Frank Rijkaard dan Ruud Gullit dengan pemain andalan lainnya seperti Franco Baresi, Carlo Ancelotti, Mauro Tassotti serta kemunculan dua difensore muda berbakat, Alessandro Costacurta dan Paolo Maldini yang turut menyumbangkan scudetto pada musim 1987-88 dan dua trofi European Cup (1989, 1990). Fabio Capello yang menggantikan Sacchi juga menjadi salah satu pelatih tersukses Milan dengan sumbangan total 12 trofi untuk I Rossoneri.

Di akhir era 1980, Inter yang dilatih Giovanni Trapattoni setelah menyebrang dari Juventus berhasil meraih scudetto pada musim 1988-89 dan trofi Supercoppa Italiana tahun 1989 dengan trio legendaris asal Jerman: Andreas Brehme, Lotthar Matthaeus dan Juergen Klinsmann serta sejumlah pilar lokal seperti Giuseppe Bergomi, Aldo Serena dan Walter Zenga.

Meredupnya Dominasi Karena Skandal Calciopoli

Milan dan Juventus mendominasi di Serie A pada era 1990 dan Inter ‘hanya’ meraih tiga Piala UEFA (1991, 1994, 1998) tanpa sekalipun meraih scudetto meski Presiden Inter, Massimo Moratti telah mendatangkan para pemain berprofil tinggi seperti Paul Ince, Wim Jonk, Youri Djorkaeff, Roberto Carlos, Luiz Nazario de Lima Ronaldo, Roberto Baggio, Christian Vieri, Angelo Peruzzi, Laurent Blanc, Clarence Seedorf, Hernan Crespo dan Fabio Cannavaro. Puasa gelar untuk Inter berakhir pada tahun 2006 saat skandal calciopoli mencuat, yang membuat Juventus harus terdegradasi untuk pertama kalinya ke Serie B dan Milan serta sejumlah klub Serie A seperti Fiorentina, Lazio dan Reggina mendapat hukuman pengurangan poin dan juga denda.

I Nerazzurri selanjutnya mendominasi Serie A dengan gelar scudetto secara beruntun tahun 2006, 2007, 2008 saat Roberto Mancini menangani tim dengan para pemain pilar seperti Javier Zanetti, Esteban Cambiasso, Adriano Leite Ribeiro, Dejan Stankovic, Julio Cesar, Douglas Maicon dan Zlatan Ibrahimovic serta scudetto tahun 2009 dan 2010 saat diarsiteki oleh Jose Mourinho. Puncaknya adalah saat Inter menjadi klub Italia pertama yang meraih treble tahun 2010 lalu saat Diego Milito menjadi pahlawan kemenangan Inter berkat dua gol nya ke gawang Bayern Muenchen.

Namun, sang rival sekota di era 2000 bukannya tanpa prestasi. Milan juga meraih scudetto tahun 2004 juga trofi Liga Champions pada tahun 2003 dan 2007 di bawah kepemimpinan Carlo Ancelotti dengan Paolo Maldini, Alessandro Nesta, Andrea Pirlo, Gennaro Gattuso, Filippo Inzaghi dan Ricardo Kaka sebagai pemain andalannya. Milan lalu kembali memutus dominasi Inter saat meraih scudetto musim 2010-11 dan Supercoppa Italiana 2011.

Transfer Pemain Dan Sebutan San Siro - Stadio Giuseppe Meazza

Perpindahan pemain antara kedua tim pertama kali terjadi saat Luigi Cevenini menyebrang ke Inter di awal musim 1911-1912 setelah sebelumnya bermain semusim bersama Milan. Bersama Inter, Cevenini meraih kesuksesan dengan mencetak total 159 gol dari 189 laga dan menyumbangkan dua scudetto. Namun, sosok yang paling diingat tentu adalah Giuseppe Meazza, attacante flamboyan yang terkenal dengan kehidupan glamor nya yang senang dikelilingi oleh wanita serta champagne. Il Balilla yang menyumbangkan tiga scudetto untuk Inter (1930, 1938 dan 1940) dan satu Coppa Italia (1939). Rekor golnya bersama Inter pun impresif, Meazza mencetak 243 gol dari 365 pertandingan serta menjadi figur sentral saat Timnas Italia menjuarai Piala Dunia 1934 dan 1938 menyebrang ke Milan tahun 1940-1942 dan menyumbangkan sembilan gol dari 37 laga. Meazza lalu pindah ke Juventus, Varese dan Atalanta sebelum akhirnya kembali ke Inter lalu pensiun di akhir musim 1946-47. di era-Moderen pun siliberganti bintang bergiliran membela kedua tim ada yang sinarnya redup di tim awal dan bersinar di tim seberang sebut saja Andrea Pirlo, Claren Seedorf, dan Pemain Baru yang berhasil mendongkrak performa Milan musim ini Mario Balotelli.
Sosok Meazza yang ikonik di kota Milano membuat kedua tim sepakat menamai stadion mereka, San Siro dengan nama resmi ‘Stadio Giuseppe Meazza’ sebagai peghormatan setelah Meazza meninggal dunia pada 21 Agustus 1979. Namun, para Milanisti enggan menggunakan nama tersebut karena menganggap sosok Meazza lebih familiar untuk kubu Inter dan lebih memilih tetap menggunakan nama ‘San Siro’ untuk menyebut stadion tersebut.

Prestasi Dan Statistik Dua Rival Sekota

Secara total, Milan mengungguli Inter dalam koleksi gelar juara dengan perbandingan Milan - Inter:
Scudetto: Milan 18 - Inter 18, Coppa Italia: 5 - 7, Supercoppa Italiana: 6-5, European Cup / Liga Champions: 7 - 3, Winners' Cup: 2 - 0, Piala UEFA 0 - 3, Piala Super Eropa 5 - 0, Piala Interkontinental / Piala Dunia Antar Klub: 4 - 3. Total trofi: 47 - 39.

Meski I Nerazzurri sedikit mengungguli I Rossoneri di ajang Serie A dalam rekor kemenangan dan jumlah gol, secara keseluruhan Milan masih sedikit mengungguli rival sekotanya tersebut dalam rekor pertemuan:











Daftar pencetak gol terbanyak Derby della Madonnina:
















Rekor pertemuan lima pertandingan terakhir:

Milan 3-0 Inter Serie A 2 April 2011
Milan 2-1 Inter Supercoppa Italiana 6 Agustus 2011
Milan 0-1 Inter Serie A 15 Januari 2012
Inter 4-2 Milan Serie A 6 Mei 2012
Milan 0-1 Inter Serie A 7 Oktober 2012

Dengan segala bentuk rivalitas di dalam maupun di luar lapangan, Derby della Madonnina disebut-sebut sebagai partai derby terpanas yang ada di muka bumi ini.


Pele Senang Neymar Ke Barcelona

Pele Senang Neymar Ke Barcelona

Pele yakin pengalaman Neymar di Barcelona akan berguna untuk Brasil.

GOAL



Pele yakin keputusan Neymar hijrah ke Barcelona musim panas lalu akan menguntungkan Brasil di Piala Dunia 2014.

Striker internasional Brasil resmi menjadi milik Blaugrana setelah direkrut dari Santos dan Pele yakin pengalaman Neymar di Camp Nou bakal membantu Selecao di turnamen empat tahunan yang bakal digelar musim panas nanti.

“Dia anak kami dan pemuda yang luar biasa yang memiliki peluang pergi ke Barcelona dan itu akan sangat bagus untuk Brasil,” ujar Pele, dikutip Football Espana.

“Neymar mendapatkan pengalaman yang sangat penting di sana.

Lebih lanjut, legenda yang tiga kali menjuarai Piala Dunia juga mengungkapkan kekhawatiran persiapan negaranya, namun Pele optimistis Brasil bakal tetap sukses.

“Brasil memiliki peluang untuk maju dan menarik keuntungan dengan sektor pariwisata, infrastruktur dan transportasi, tapi sayangnya tidak ada yang terjadi tentang itu,” imbuh pria 73 tahun.

“Saya prihatin dan kami semua demikian. Saya ingin semuanya berjalan dengan baik, tapi sayangnya kami memiliki masalah ini.

“Tapi masih ada waktu untuk pulih. Saya yakin setelah empat tahun perjuangan kami akan melakukannya.

sumber : http://www.goal.com/id-ID/news/1369/piala-dunia-2014/2014/02/06/4599382/pele-senang-neymar-ke-barcelona?ICID=AR_RS_2